Wacana Koalisi “Indonesia Bersatu”, Akankah Sampai Ke Kursi Pemilihan atau Sebatas PDKT Semata?

Kantor Pengacara/Advokat Dan Konsultan Hukum Budi Darmadi, S.H., M.H & Associates > Blog > Blog > Wacana Koalisi “Indonesia Bersatu”, Akankah Sampai Ke Kursi Pemilihan atau Sebatas PDKT Semata?

Menjelang Pemilu 2024, Pasti akan ada pergerakan yang mengarah pada strategi-strategi politik yang dilancarkan oleh para pelaku serta praktisi politik itu sendiri. Dengan jangka waktu yang cukup untuk melakukan ancang-ancang dalam pertarungan politik. Itulah yang dilakukan oleh ketiga parpol tua yang saat ini menjadi beberapa partai politik yang menjadi pendukung pemerintah saat ini.

Partai Golkar, PAN, serta PPP, telah melakukan manuver politik dengan berkoalisi dan menyebut koalisinya sebagai “Koalisi Indonesia Bersatu”, langkah ini cukup berbeda mengingat bahwasanya kebiasaan ini terlalu dini untuk melakukan koalisi partai mengingat jarak yang masih terpaut 2 tahun.

Koalisi partai politik merupakan hal lumrah yang terjadi dalam sistem politik demokratis. Dalam teori kepartaian, koalisi dibentuk di arena pemilu dengan orientasi utama bersama-sama memenangi pemilu. Pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diusung Partai Golkar, PAN, PPP salah satunya adalah untuk menentukan calon presiden (capres) untuk maju di Pemilu 2024.

Muncul pula dugaan kalau KIB dibentuk justru untuk menyelamatkan Ganjar Pranowo. Namun, sampai saat ini, presiden Joko Widodo belum menentukan sikap akan pergerakan dari beberapa parpol tersebut, mengingat ketuanya juga menjabat sebagai menteri aktif saat ini. Tentu saja hal itu juga menjadi pengawasan tersendiri oleh banyak pengamat politik, dan juga melihat peta pergerakan selanjutnya dari koalisi tersebut, Pengamat Politik Hendri Satrio menduga, pembentukan KIB adalah untuk menyelamatkan Ganjar Pranowo. “Apa mungkin ini koalisi penyelamat Ganjar?

Ya, kalau Pak Jokowi punya capres lain gitu, ya mungkin saja ini jadi koalisi penyelamat Ganjar. Kan Ganjar sampai hari ini belum dapat tiket benaran ya,” kata Hendri dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (24/5/2022). koalisi tidak hanya bicara capres saja, melainkan satu paket dengan cawapresnya. Oleh karena itu penting juga bagi koalisi untuk memilih cawapres yang tepat. Dan juga banyak pertimbangan yang dilontarkan oleh para partai pesaing lain, seperti PDI Perjuangan yang menurutnya terlalu dini untuk melancarkan pergerakan koalisi.

Langkah yang dilakukan ketiga parpol itu memang merupakan manuver baru dalam kancah politik Indonesia. Mereka melakukan pendekatan politik lebih dini, tidak di pengunjung waktu menjelang kontestasi Pilpres 2024. Namun banyak dugaan yang terus menguntit dengan adanya koalisi yang dilakukan oleh Golkar, PAN, serta PPP.

Mengingat jarak keputusan berkoalisi terjadi setelah presiden jokowi menginstrusikan kepada segenap jajaran menteri untuk fokus pada kinerja. Oleh karena itu, adanya banyak dugaan dengan koalisi ketiga partai tersebut. Adanya dugaan bahwasanya koalisi tersebut hanya sementara, dan akan berakhir ketika mendekati waktu pemilu.

Hal itu tak bisa dipungkiri, karena peta politik bisa berubah seta berpindah sewaktu-waktu dan dengan berbagai kondisi yang tak terduga. Mengingat bahwasanya koalisi jika tak benar-benar dilandasi dengan ideologi yang searah. Hanya akan menjadi perjalanan singkat yang tak akan berujung hingga tujuan benar-benar akan tercapai.

Oleh karena itu. Banyak pihak dari partai lain menganggap jangan-jangan koalisi yang dilakukan oleh Ketiga parpol tersebut hanya sekedar “PDKT” saja. Tanapa ada tindak lanjut pinangan ke pernikahan politik yang sejalan. Karena sekali lagi, parpol dijalankan oleh oknum yang ada beberapa diindikasikan memiliki kepentingan politik tersendiri sehingga akan merubah arah perjalanan politik. Begitu pula yang akan terjadi pada koalisi ketiga parpol tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat